Konsep Sehat
Definisi sehat menurut UU no. 23/1992:
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial ekonomi. Dan definisi sehat menurut WHO: suatu
keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial; tidak terbatas pada bebas
penyakit dan kelemahan saja.
Sejarah
perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang
mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka
mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang
dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental
. Dengan kesehatan mental ini kita dapat bandingkan dengan mata uang yang
mempunyai dua sisi yang di sisi satunya sakit dan yang di sisi satunya lagi
baik . Di sisi ini dapat dilihat kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50
.
Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu (1) Sifat dari masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi merasa ketakutan. (2) Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan banyak kemajuan yang sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit mental dapat dipahami secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di jaman prasejarah pun manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik fisik maupun gangguan gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat perawatan-perawatan untuk penyakit gangguan mental yaitu : menggosok,menjilat,mengisap dan memotong.
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hiduo bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.
Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu (1) Sifat dari masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi merasa ketakutan. (2) Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan banyak kemajuan yang sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit mental dapat dipahami secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di jaman prasejarah pun manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik fisik maupun gangguan gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat perawatan-perawatan untuk penyakit gangguan mental yaitu : menggosok,menjilat,mengisap dan memotong.
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hiduo bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.
Pendekatan
Kesehatan Mental
ü Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya
digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi
tanpa keluhan, baik fisik maupun mental.
ü Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi
penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks
lingkungan tempat individu hidup.
ü Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf
kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri.
Ø
Aliran
PSIKOANALISA (Tokoh = Sigmund Freud)
Kebanyakan
apa yang kita lakukan dan pikirkan dari keinginan atau dorongan yang mencari
permunculan dalam perilaku pemikiran. Aliran ini melihat dari sisi negative
individu, alam bawah sadar (id, ego, superego), mimpi dan masa lalu.
1.
Mengabaikan
potensi individu
2.
Melihat
dari sisi invidu yang negative (neurotic dan psikotis)
3.
Memberikan
gambaran pesimistik kodrat manusia
Pandangan
Psikoanalisa, yaitu;
·
Adanya
impuls-impuls yang tidak disadari
·
Melakukan defense
mechanism
Yang
paling menonjol dan utama dari kesadaran adalah mampu membuat manusia
menyesuaikan diri terhadap lingkungan disekelilingnya.
Ø
Aliran
BEHAVIORISME (Tokoh = John B.Watson)
Menolak
bahwa; pikiran sebagai subyek dan dibatasi pada studi tentang perilaku dari
kegiatan-kegiatan manusia. Behaviorisme menolak perilaku bawaan. Manusia
diperlakukan sebagai mesin, manusia bertingkah laku secara teratur, yang telah
tersusun dengan baik, dan ditentukan sebelumnya. Aliran ini juga menekankan
pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari (refleks)
dan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen/bangunan
perilaku.
Ø
Aliran
HUMANISTIK (Tokoh = Abraham Maslow, Rogers, Carl Jung)
Aliran
ini menekankan perasaan orang tentang self. Setiap manusia memiliki
kemampuan menjadi lebih baik, pandangan yang optimis&penuh harapan, dan
berharap menjadi lebih baik dari potensi yang dimilikinya masing-masing.
Ilmuwan belajar memahami manusia sebagai individu, tapi tetap sebagai mahluk
yang umum dan universal.
1.
Fisiologis
(makan, minum, dll.)
2.
Rasa
Aman
3.
Love
& Loving
4.
Penghargaan
5.
Aktulisasi
Diri
Penyesuaian Diri
Pengertian
penyesuaian diri pada awalnya berasal dari suatu pengertian yang didasarkan
pada ilmu biologi yang di utarakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan
teori evolusinya. Ia mengatakan: “Genetic changes can improve the
ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise offspring,
this process is called adaptation”.
Sesuai
dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai
reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup
seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami
dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. Dalam
istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah Biologi)
disebut dengan istilah adjusment.
Adjustment itu sendiri merupakan suatu
proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan
lingkungan. Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial,
kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah
juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses
dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan
yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar
pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia
sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan
lingkungannya.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang
Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah
lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras
yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional. Kualitas
Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang
lain
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek,
dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian
dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
Perkembangan
Kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan
tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan
orangtuanya. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang
secara alami mendorong proses organisme semakin kompleks, ekspansi otonom,
social, dan secara keseluruhan semakin aktualisasi-diri. Struktur self menjadi
bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang
secara utuh keseluruhan, emnyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self
diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkalaku yang
disadari agar tetap kongruen dengan struktur self.
PRIBADI YANG
UTUH
Berfungsi utuh adalah istilah yang dipakai Rogers untuk
menggambrakan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi
petensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri
an seluruh tentang pengalamannya.
Rogers memerinci 5 ciri kepribadian orang yang berfungsi
sepenuhnya.
Lima sifat
khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan
pada pengalaman
yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua
pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun
negative
2. Kehidupan
Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap
pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu
berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri
terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut
apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan
Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran
dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya
sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat
banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang
ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada
organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas
dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh,
dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka
ragam di sekitarnya.[9]
Kelemahan atau kekurangan
pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat
kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta
perkembangan orang lain.Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya
tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang
berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons
secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima.Semua orang
tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri
tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah
laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa
depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman
traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
PERKEMBANGAN
PSIKOPATOLOGI
Menurut Rogers, orang maladjustment sepertinya tidak sadar dengan
perasaan yang mereka ekspresikan (yang ditangkap secara jelas oleh orang luar).
Mereka juga tidak sadar dengan pernyataan yang bertentangan dengan self-nya dan
menolak ekspresi yang dapat mengungkap hal itu.
Tak Saling
Suai (Inhcongruence)
Orang yang secara psikologik sangat sehatpun secara berkala tetap
dihadapkan dengan pengalaman yang mengancam konsep dirinya yang memaksanya
untuk mendistorsi atau mengingkari pengalamannya. Ketika pengalaman sangat tidak
konsisten dengan stuktur self atau pengalamn inkongruen sering timbul, tingkat
kecemasan yang terjadi dapat merusak rutuinitas dan orang manjadi neurotic.
Kecemasan dan Ancaman
Rogers mendefinisi kecemasan sebagai “keadaan ketidaknyamanan ayau
ketegangan yang sebabnya tidak diketehui”. Ketika orang semakin tidak menyadari
ketidakkongruenan antara pengalaman dengan perspesi dirinya, kecemasan berubah
menjadi ancaman terhadap konsep diri konguren, dan terjadi pergeseran konsep
diri kongruen.
Tingkah Laku Bertahan
Rogers hanya mengklasisikasikan dua tingkah laku bertahan, yakni
distorsi dan denial (distortion and denial). Termasuk dalam distorsi adalah
kompulsif, kompensasi, rasionalisasi, fantasi, projeksi.
1.
Distorsi: pengalaman diinterpretasi
secara salah dalam rangka menyesuaikannnya dengan aspek yang ada dalam konsep
self. Oranf mempersepsi pengalaman secara sadar tapi gagal menangkap (tidak
menginterpretasi) makna pengalaman seperti yang sebenarnya. Dapat menimbulkan
bermacam defense dan tingkah laku salah suai.
2.
Denial: orang menolak menyadari suatu
pengalaman, atau paling tidak mengahalngi beberapa bagian dari pengalaman untuk
disimbolisasi. Pengingkaran itu dilakukan terhadap pengalaman yang tidak
kongruen dengan konsep diri, sehingga orang terbebas dari ancaman
ketidak-kongruenan diri
Teori Kebutuhan Maslow
1.
Kebutuhan Fisiologis
Ini
adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air,
dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika
seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama
dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.
Kebutuhan Keamanan
Ketika
semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta,
sayang dan kepemilikan
Ketika
kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan
bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika
tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan.
Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain.
Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak
berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Ketika
semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk
dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair
harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda
kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya,
gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau
kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang.
Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,
lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik
atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya
alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri
adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia
bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara
pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh
pendekatan orang.
Ciri-
ciri Kepribadian Sehat
Dalam formulasi proses perkembangan
individu, fromm memusatkan pada kondisi social dan cultural unik yang
mempengaruhi proses perkembangan karakter dan pemuasan kebutuhan dasar serta
eksistensi manusia.ini berbeda dari freud yang menekankan factor biologi. Fromm
tertarik pada aspek cultural.fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah yang
berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non
produktif.
·
Orientasi
Produktif
Tipe karakter yang mengutamakan
kehidupan (Biophilous Character Type). Dalam
pandanga fromm, orang tipe ini mencintai kehidupan dan ingin membentuk atau
mempengaruhi orang lain dengan cinta,dengan akal dan contoh.Fromm percaya bahwa
tipe ini hanya dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaan jika mereka
bebas dan independen dari control orang lain.tipe ini mampu menciptakan cinta
yang dewasa. Berikut ini adalah aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan
orientasi produktif menurut fromm.
Cinta yang produktif,merupakan suatu hubungan manusia yang
bebas dan sederajat dimana patner-patner dapat mempertahankan individualitas
mereka. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas,
dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan relasional tercapai tetapi
identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara.cinta yang produktif menyangkut
empat sifat yaitu: perhatian,tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai
berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, serta membantu
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cinta yang produktif merupakan suatu
kegiatan bukan suatu nafsu.cinta produktif ini tidak terbatas pada cinta
erotis, tetapi mungkin cinta persaudaraan atau cinta keibuan.
Pikiran yang produktif, meliputi kecerdasan, pertimbangan
dan objektifitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat
terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala
dengan mempelajarinya, bukan pada kepingan-kepingan dan potongan-potongan
gejala yang terpisah. Menurut fromm semua penemuan dan wawasan yang hebat
melibatkan pikiran objektif dimana para pemikir didorong oleh ketelitian,
respek dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh permasalahan yang
ada.
Kebahagiaan,merupakan suatu bagian integral dan
hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif.kebahagiaan bukan
semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan, melainkan juga suatu
kondisi yang meningkatkat seluruh organism menghasilkan perubahan gaya hidup,
kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi seseorang.
Suara Hati, merupakan sendi yang penting dalam
menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati
dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
·
Orientasi
non-Produktif
Fromm meembagi orientasi non produktif
ke dalam lima tipe karakter manusia, yaitu:
Tipe Karakter
Menerima(Receptive Character Type).dalam pandangan fromm,tipe karakter menerima
adalah orang yang percaya sumber segala kepuasan terletak diluar diri mereka
sendiri.Kebayakan karakter demikian periang dan bersahabat. Ketika menghadap situasi
sulit, mereka menjadi putus asa dan bergantung pada orang lain dan tidak pada
sumber intelektual mereka sendiri untuk memecahkan masalahnya.
Tipe Karakter
Eksploitatif(Exploitative Character type).Orang yang bertipe eksploitatif adalah mereka
yang percaya bahwa semua kepuasan terletak pada diri mereka sendiri.mereka
tidak menunggu secara pasif, melainkan aktif dalam meraih apa yang mereka
inginkan dari oaring lain dengan memaksa auat kelicikan. Fromm percaya bahwa
individu dengan tipe eksploitatif melakukan relasi yang tidak produktif
terhadap sesame. Akibatnya, mereka mengeksploitasi orang lain untuk mencapai
tujuannya.
Tipe karakter Penimbun(Hoarding
Character Type).
Tipe karakter ini memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar.
Sebagai konsekuensinya, mereka berhubungan dengan dunia luar dengan cara yang
negative, umumnya dengan menarik diri (withdrawal) dari orang lain.[3]
Tipe Karakter Nekrophilia
(Necrophilious Character Type). Necrophilia merupakan satu karakter
turunan dari karakter anal yang berbahaya, kalauHoarding character memperlihatkan
perilaku dekstruktif yang pasif dan dalam bentuk menarik diri, necrophilia
memperlihatkan perilaku dekstruktif dengan mengeksploitasi dan merusak orang
lain atau benda- benda, serta alam lingkungan. Mereka adalah tipe orang yang
tertarik dan berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka senang berbicara
soal penyiksaan, kematian dan penguburan. Lebih jauh mereka sangat terikat
dengan kekuatan dan kekuasaan.
Tipe Karakter Pasar (Marketing
Character Type).
Fromm mengatakan bahwa orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat industry.
Dalam masyarakat demikian, orang belajar untuk memperlakukan diri mereka
sendiri dan orang lain seperti komoditi dengan satu nilai tukar tertentu dalam
satu interaksi parallel dalam ekonomi ilus.
Penyesuaian Diri
dan Pertumbuhan
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian
tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk
membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Penyesuaian diri
dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup suatu respon-respon mental
dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik serta untuk menghasilkan
kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan
dari dunia luar atau lingkungan tempat individu berada (Ali & Asrori,
2004).
Pengertian
Pertumbuhan Personal, meliputi ;
1.
Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
2.
Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak
selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena
kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil
melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam
dirinya atau mungkin diluar dirinya.
3.
Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi
jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
tempramen (Surya, 1977).
Hubungan
Interpersonal
a. Model dan
Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal itu dimana kertika kita berkomunikasi.kita bukan hanya
menyampaikan isi pesan tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpesonalnya .jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan
conten aja melainkan relationship.
Dari segi
psikologi menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal makin
tebuka seseorang mengungkapkan dirinya
Ada beberapa
teori tentang hubungan interpersonal :
1. Model perukan
pertukaran sosial
Model pertukaran
sosial ini memandang hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang seseorang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya.
Thibault dan Kelley,
dua orang
pemuka dari teori
ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut:
“Asumsi dasar
yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap
individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya
selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya.
Ganjaran yang
dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang
diperoleh
seseorang dari suatu hubungan.
Contoh :
Ganjaran dapat berupa uang,
penerimaan
sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.
Sedangkan
yang dimaksud
dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam
suatu hubungan.
Contoh : Biaya
itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan
keruntuhan harga
diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efek efek
tidak
menyenangkan.
2. Model peran
Model peran dalam
hubungan interpersonal di sini di anggap sebagi panggung sandiwara .di sini
semua orang di minta buat memainkan perannya sesuai dengan naskah yang sudah di
buat oleh masyarakat.
Contoh : Anak
sekolah menjalankan perannya sebagai pelajar yang perannya adalah belajar
Ibu yang perannya mengurus keluarga
Hubungan interpersonal
berjalan baik apabila seseorang itu menjalannkan perannya dengan baik sesuai
dengan peran yang di jalankan.
3. Model
interaksional
Model ini
memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap sistem
memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem
terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama
sebagai suatu
kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan
untuk memelihara
dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem
terganggu, segera
akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus dilihat
dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan
pelaksanaan
peranan.
Cinta dan Perkawinan
a. Bagaimana
memilih pasangan
Tahap pertama : Romantic Love.
Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang
menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan
pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis
dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
b. Seluk- beluk
dalam Perkawinan
Pada umumnya
salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan
adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang
berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas
toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan,
sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah.
Masalah diseputar
perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
· Kesulitan ekonomi
keluarga yang kurang tercukupi.
· Perbedaan
watak.
· Temperamen
dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara suami dan istri.
· Ketidakpuasan
dalam hubungan seks.
· Kejenuhan
rutinitas.
· Hubungan antara
keluarga besar yang kurang baik.
· Adanya istilah WIL
(wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
· Masalah
harta warisan.
· Menurunnya perhatian
kedua belah pihak.
· Domonasi
dan intervensi orang tua atau mertua.
· Kesalahpahaman
antara kedua belah pihak.
Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan
pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya perceraian,
merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Karena
kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan enggan untuk membuka komunikasi
dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa mereka
sadari dengan keadaan seperti itu malah akan membuat mereka sulit dalam
menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern dan baik akan melahirkan
saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan membaik, malah memburuk
seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin menumpuk dan
penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti benang kusut
dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta cenderung
menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya cinta dan
kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah. Pada
akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri dalam
kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri sudah
menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan
sehingga dapat menimbulkan perceraian.
c. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak
berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang
diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi
karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada
hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini,
tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
d. Perceraian dan
Pernikahan Kembali
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,
pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian
mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan
mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan
sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami.
Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan
mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor.
Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah
lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia,
kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap
hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk
suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai
pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung
jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu
adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang
lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.
Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat
jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam
pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu
kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses
dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan
biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah
perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap
untuk masa depan yang lebih baik.
e. Single Life
Paradigma terhadap
lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok
ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan
untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan
pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok,
biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang
paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak
ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan
bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu
meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi
jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan
lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi
tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap
pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria
menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat
prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus
pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh.
Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota
dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan
kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara,
perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan
memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil
keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang
mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin
mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan
adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita
dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada
menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih
mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat
melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk
melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya
terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman
yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang
ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang,
mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan
sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana
dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul?
Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk
dijawab oleh pelajang.
Seringkali,
pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila
saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar.
Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak
tidak berat jodoh.
Tidak dapat
dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki
pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran
yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka
belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka
untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah
sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya.
Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan
seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua. Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan
Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan
sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria.
Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong
perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.