POLARISASI KELOMPOK
Polarisasi adalah perubahan sikap kepada ekstrimisme yang
disesuaikan dengan pendapatawal. Contohnya adalah bila seuatu kelompok diskusi
para anggotanya mempunyai sikapmendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukungtindakan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Polarisasi menurut sebagian ahli disebabkan pada proporsi argumentasi yang
menyokong sikap atau tindakan tertentu (Ebbesen dan Bowers,1974).Polarisasi
mengandung beberapa implikasi negative.
Pertama,
kecenderungan kea rahekstrimisme menyebabkan oeserta
komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata; karenaitu makin besar peluang
bagi mereka untuk berbuat kesalahan.
Kedua,
polarisasi akanmendorong ekstremisme dalam kelompok
gerakan social atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik
anggota-anggota yang memiliki pandangan yang sama. Ketika mereka berdiskusi,
pandangan yang sama ini makin dipertegas sehingga mereka makin yakin
akankebenarannya (self-rightteousness).
Bagaimana
mungkin efek polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk
melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih awal,
jika anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian didapat
70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen dari
keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan
mayoritas). Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur
yang penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode
diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan
pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal
ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil
proses kelompok.
Penjelasan
yang lebih tepat didasarkan pada proses informasi dan berdasarkan norma
pengaruh dibahas dalam konteks penyesuaian. Sejauh sesuatu yang informasional
mempengaruhi, ’jumlah yang lebih besar’ dari argumentasi dan fakta yang
dikemukakan selama diskusi maka kelompok akan mendukung ‘kecenderungan awal’
para anggota kelompok. Ini mengkonfirmasikan anggota kelompok didalam pendapat
mereka. Fakta bahwa informasi yang konsisten dengan kepercayaan utama seseorang
lebih mungkin dicatat dan diambil dengan serius juga berperan untuk perwujudan
ini ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).
Pengaruh
berdasarkan norma menuntun ke arah polarisasi melalui milik anggota kelompok
yang berhubungan dengan self-perception dan self-presentation yang dikehendaki.
Hal-hal dimana dirasa anggota kelompok lain mempunyai arah pendapat yang lebih
ekstrim dari kecenderungan mereka sendiri, maka secara sosial lebih diinginkan
dibanding anggota kelompok dengan kecenderungan berbeda.
Suatu
komunikator ekstrim dari suatu pendapat yang dapat diperbandingkan ke posisi
diri sendiri dirasakan sebagai yang lebih berkompeten dan polos dibanding suatu
komunikator moderat ( Myers dan Lamm, 1976). Keinginan untuk diterima oleh
anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan kecenderungan untuk merasa dan
menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu dengan baik dirasa ’
didalam-kelompok’ keduanya berperan untuk efek polarisasi. Efek ini diperkuat
oleh komitmen lisan bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih dahulu didalam
diskusi kelompok: setelah itu suatu perubahan posisi didalam arah kecenderungan
awal ( yaitu. polarisasi) adalah lebih mudah dilaksanakan dibanding suatu
perubahan dalam arah kebalikannya ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).
Kedua
format pengaruh tersebut adalah penting. Kepentingan relatifnya ( mengenai
polarisasi seperti halnya untuk penyesuaian) tergantung pada jenis interaksi
dan jenis tugas. Jika interaksi didalam kelompok sebagian besar merupakan
socio-emotional yang alamiah, maka pengaruh berdasarkan norma menjadi lebih
penting. Tugas dalam mengarahkan interaksi menjadi lebih betul-betul
dihubungkan dengan pengaruh dan bujukan informasionil. Sejauh tentang jenis
tugas terkait, didalam tugas-tugas judgemental pengaruh berdasarkan norma
relatif lebih penting, dan didalam tugas intellective lebih berpengaruh dalam
informasi ( Kaplan, 1987).
(dari
: Making the Right Decision, Lee Roy Beach)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar