Nama
: Wina Prinjani
Kelas :
3 PA 07
NPM :
17511412
Artikel 1
Pengertian Psikoterapi
Istilah
“psikoterapi”, berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. “Psiko”
artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi,
psikoterapi dapat disebut usada jiwa atau usaha mental.
Psikoterapi
( psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih
tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya
dalam mengatasi masalah psikisnya.
Menurut
Carl Jung, psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi
merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan
untuk orang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang
penderitaannya menyiksa kita semua. Menurut pendapat Jung ini, bangunan
psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi
preventif (pencegahan), dan konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang
sehat). Psikoterapi sangat berguna untuk:
1.Membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi perspektif masa depan yang lebihcerah.
2.Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi, dan
3.Membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan pengobatannya.
1.Membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi perspektif masa depan yang lebihcerah.
2.Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi, dan
3.Membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan pengobatannya.
Psikoterapi adalah suatu interaksi
sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis
untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan
klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan
masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Sumber :
M.A.
Subandi, (et.al)., Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer,
Pustaka
Sarwono,
S. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Press
psychologymania.com
Artikel 2
Perbedaan
Konseling dan Psikoterapi
Psikoterapi
adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk
mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.
Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor/
pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (konseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Dibanding
dengan Psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan kilen (konseli) yang
mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami psikopatologi,
skizofrenia maupun kelaianan kepribadian.
Umumnya
konseling berasal dari pendekatan humanistik dan berpusat pada klien. Konselor
juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya dan perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik,
konseling melihat kliennya sebagai seseorang yang tidak mempunyai kelainan
secara patologis. Konseling merupakan pertemuan antara konselor dengan kliennya
yang memungkinkan terjadinya dialog dan bukannya pemberian terapi atau
perawatan (treatment). Konseling juga
mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.
Di
Amerika dan di Eropa, profesi konselor tidak bisa dipisahkan dari dunia terapi.
Richard Nelson (2011) menuliskan; upaya untuk memisahkan konseling dan terapi
tidak pernah berhasil sepenuhnya. Konseling dan psikoterapi
merepresentasikan kegiatan yang berbeda, namun keduanya menggunakan model model
teoritik yang sama. Konselor dan psikoterapis di Inggris menyatu dalam asosiasi
yang sama, karena mereka tidak bisa memisahkan perbedaan mendasar antara
mereka. Maka mereka menyatu dalam British Association for Counseling
and Psychoterapy. Demikian pula halnya di Australia, konselor dengan
psikoterapis bersatu dalam wadah yang satu yang disebut Psychotherapy
& Counseling Federation of Australia.
Salah
satu ahli yang berupaya membedakan antara konseling dengan psikoterapi adalah
Raymond J. Corsini, dalam bukunya Current PsyChoTherapies (1989) ia
mencoba membedakan konseling dan psiko terapi hanya dari kuantitas kegiatannya
bukan pada kualitas pekerjaanya.
Proses
Counseling (%)
|
Psikoterapi (%)
|
|
Mendengar
|
20
|
60
|
Bertanya
|
15
|
10
|
Mengevaluasi
|
5
|
5
|
Interpretasi
|
1
|
3
|
Men-support
|
5
|
10
|
Menjelaskan
|
15
|
5
|
Informasi
|
20
|
3
|
Menasihati
|
10
|
3
|
Mengatur
|
9
|
1
|
Estimasi
presentase pemanfaatan waktu Konselor dan Psikotherapis
Dengan
angka-angka itu, Corsini tidak bisa menemukan perbedaan fundamental dari kedua
profesi ini. Bahkan dengan melihat fakta yang dikuatifikasi tersebut menjadi
sulit untuk membuat perbedaan definisi antara keduanya.
Sekolah-sekolah
yang menggunakan konsep internasional di Indonesia, pada umumnya lebih memilih
merekrut psikolog daripada guru Bimbingan Konseling. Mengapa? Menurut beberapa
dari mereka kekuatan guru konseling ada pada administrainya, sedangkan psikolog
lebih terampil menangani kasus-kasus siswa. Padahal, guru Bimbingan Konseling
diadakan untuk tujuan tersebut.
Sementara
itu, di Amerika, konselor di sekolah juga melakukan terapi kepada
siswa-siswinya. Sebagaimana psikoterapis, mereka juga diikat dengan kode etik
yang sama. Geerald Corey dalam bukunya Theory and Practice of
Counseling and Psychoterapi menuliskan, segenap calon terapis dan
konselor (di sekolah) harus mempelajari 19 hal yang telah ditetapkan oleh APA (The
American Psychological Association) karena secara etik hal itu mengikat
bagi mereka. Ke sembilan belas hal itu adalah
(1)
Tanggungjawab,
(2)
Kompetensi,
(3)
Standard moral dan hukum,
(4)
Penggambaran yang salah,
(5)
Pernyataan-pernyataan di hadapan publik,
(6)
Kerahasiaan,
(7)
Kesejahteraan klien,
(8)
Hubungan klien-terapis,
(9)
Pelayanan-pelayanan impersonal,
(10)
Pengumuman pelayanan-pelayanan,
(11)
Hubungan-hubungan antar profesi,
(12)
Pemberian pengajaran,
(13)
Keamanan tes,
(14)
Penafsiran tes,
(15)
Publikasi tes,
(16)
Kehati-hatian meneliti,
(17)
Kredit publikasi,
(18)
Tanggungjawab organisasi, dan
(19)
Aktivitas promosi. Lihatlah di Amerika konselor dan terapis diikat dengan tali
yang sama dalam begitu banyak hal. Hal itu mengindikasikan sedikitnya perbedaan
antara konselor dan psikoterapis. Apa yang harus diperhatikan oleh konselor
adalah memahami batas-batas etika. Para terapis yang etis tidak
menggunakan diagnotika atau prosedur-prosedur treatment yang berada di luar
lingkup mereka Corey (2007). Ukuran seorang konselor dan psikoterapis kapabel
atau tidak menurut Corey bukan tergantung pada sertifikat yang ia miliki.
Kadang-kadang, dengan selembar sertifikat seseorang dianggap kualifide, tetapi
dalam prakteknya amburadul. Banyak juga ditemukan orang yang tidak memiliki
keabsahan apapun untuk melakukan terapi tetapi justru bisa malakukan terapi
dengan sangat efektif. Jika profesi anda adalah konselor, maka ukuran
kapabilitasnya sebenarnya tergantung pada sejauh mana anda memahami diri anda
sendiri. Katakan tidak jika memang anda tidak sanggup menanganinya. Diskusikan
dengan teman seprofesi atau dirujuk kepada mereka yang anda anggap mampu. Itu
salah satu cerminan sikap profesional.
Sumber :
wikipedia.org
Artikel 3
Bentuk-Bentuk Utama dalam Terapi
·
Terapi supportive : Merupakan suatu terapi
untuk merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan
meningkatkan kenyamanan pasien. Psikoterapi suportif adalah pendekatan
psikoterapi yang mengintegrasikan psikodinamik, kognitif-perilaku, dan
interpersonal yang model konseptual dan teknik. Tujuan dari terapis adalah
untuk memperkuat sehat dan adaptif pasien pola pikir perilaku untuk mengurangi
konflik intrapsikis yang menghasilkan gejala gangguan mental . Tidak seperti di
psikoanalisis, di mana analis bekerja untuk mempertahankan sikap netral sebagai
“kanvas kosong” untuk transferensi, dalam terapi suportif terapis terlibat
dalam hubungan penuh emosional, mendorong, dan mendukung dengan pasien sebagai
metode untuk melanjutkan sehat mekanisme pertahanan, terutama dalam konteks
hubungan interpersonal. Terapi ini telah digunakan untuk pasien yang menderita
kasus yang parah kecanduan serta Bulimia Nervos, stres dan penyakit mental
lainnya. Kepercayaan sangat penting antara pasien dan dokter untuk membantu
pasien mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Studi terbaru menunjukkan
bahwa genetika, studi hewan dan neuroscience mungkin memiliki dampak atau
berperan dalam psikoterapi suportif. Psikoterapi suportif digunakan terutama
untuk memperkuat kemampuan pasien untuk mengatasi stres melalui beberapa
kegiatan utama, termasuk dengan penuh perhatian mendengarkan dan mendorong
ekspresi pikiran dan perasaan, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih tentang situasi dan alternatif mereka, membantu menopang individu
harga diri dan ketahanan dan bekerja untuk menanamkan rasa harapan. Umumnya,
pemeriksaan yang lebih dalam sejarah individu dan menyelidik motivasi yang
mendasari dihindari. Psikoterapi suportif adalah bentuk umum dari terapi yang
dapat diberikan dalam jangka pendek atau panjang, tergantung pada individu dan
keadaan tertentu. Melalui psikoterapi suportif, dokter membantu pasien belajar
bagaimana untuk maju dan membuat keputusan atau perubahan yang mungkin
diperlukan untuk beradaptasi, baik untuk perubahan akut, seperti kehilangan
orang yang dicintai atau kekecewaan yang parah, atau situasi yang kronis,
seperti penyakit yang sedang berlangsung, misalnya, episode depresi berulang.
Seringkali, sebelum hal ini dapat dicapai, pasien perlu diberi kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tentang isu-isu, dan ini merupakan
bagian penting dari psikoterapi suportif. Dalam bentuk terapi, hubungan saling
percaya antara pasien dan dokter merupakan bagian integral dari penyembuhan
pasien atau kemajuan. Adalah penting bahwa seseorang memiliki keyakinan bahwa
dokter dapat memahami perasaan mereka putus asa atau marah, namun tetap mempertahankan
kepercayaan dalam kemampuan mereka untuk pulih. Dokter juga harus membantu
pasien untuk memahami perbedaan antara pemulihan dan mendapatkan kembali apa
yang telah hilang. Dalam banyak kasus, mendirikan kembali pola masa lalu atau
sebelum kehidupan adalah tidak mungkin, dan pasien harus datang untuk berdamai
dengan perubahan yang perlu dibuat.
·
Terapi reeducative : Adalah
teknik praktek/ pendekatan pada fungsional treatment
pada cedera dalam yang terjadi melalui trauma, gerakan berulang, atau
kelelahan tubuh menahun. Tujuannya untuk membangkitkan pengertian pada
penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama
terletak dalam alam sadarnya. Aliran-aliran :
Relationship
therapy (John Levy, Allen, Taft) yaitu relasi terapis – penderita
Attitude therapy (David therapy) yaitu distorsi sikap penderita
Psychobiologic therapy (Adolf Meyer) yaitu eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law)
Psychologic therapy / therapeutic counseling (Rogers) dll.
Attitude therapy (David therapy) yaitu distorsi sikap penderita
Psychobiologic therapy (Adolf Meyer) yaitu eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law)
Psychologic therapy / therapeutic counseling (Rogers) dll.
· Terapi reconstructive: Merupakan psikoterapi untuk
merawat individu yang memiliki gangguan kepribadian, terutama kepada yang tidak
bisa ditolong oleh ahli terapi lainnya atau obat-obatan. Reconstructive Therapy juga merupakan ilmu yang
menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi
mimpi, analisa daripada transfersi . Tujuannya untuk perombakan radikal
daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri
yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan
emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru perombakan radikal daripada
corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih
efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan
dilahirkannya potensi adaptif baru.
Sumber :
wikipedia.org
back2best.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar