Senin, 29 April 2013


§  Carl Rogers, Perkembangan Kepribadian
http://1.bp.blogspot.com/-CsWUdTcFFbk/T6e7IQj7eFI/AAAAAAAAAaU/xKnydJkHilE/s200/38434-004-065E4D77.jpg
Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8-1-1902. Pada umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pelajaran di University Of Wisconsin pada 1924 dia lalu masuk Union Theological Seminary di New York City, di mana dia mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of  Coulmbia; di sana dia terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth. Dia mendapat gelar  M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Coulmbia. Pengalaman praktisnya yang pertama – tama  diperolehnya di Institute for Child Guidance. Lembaga tersebut orientasinya Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang mementingkan statistic dan pemikiran menurut aliran Thorndike.
Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar di Ohio State University. Perpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sangat tajam. Karena rangsangan-rangsangannya dia merasa terpaksa harus membuat pandangan – pandangannya dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakannya pada 1942 dalam buku: Counseling and psychotherapy. Pada tahun 1945 Rogeres menjadi Mahaguru psikologi di In. of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-1957 menjadi President Psychological Association. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.
Menurut Carl Rogers, Struktur kepribadian memiliki 3 konstruk yang menjadi dasar penting dalam pembentukan kepribadian. Berikut pembentukan kepribadian menurut Carl Rogers :
1.Organisme
Organisme mencakup tiga hal, yaitu:
a. Makhluk Hidup
Organisme terdapat di dalam jasad makhluk hidup karena makhluk hidup memiliki kesadaran, respon. persepsi dll.
b. Realitas Subyektif
Organisme akan selalu berhadapan dengan realita yang ada di dunia. So, setiap organisme akan memiliki persepsi yang berbeda tentang dunia ini.
c. Holisme
Organisme akan selalu memiliki perkembangan pengalaman, dan otomatis itu akan membuatnya merubah tujuan juga.

2.Medan Fenomena (Phenomena Field)
Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi yang terjadi sepanjang hidup individu. Nah, hal-hal yang meliputi medan fenomena adalah :
a.Pengalaman internal dan eksternal
b.Pengalaman yang tersimbol
c.Melibatkan persepsi yang bersifat subjektif
d.Medan fenomena setiap orang berbeda-beda dan tidak dapat diketahui, kecuali ada rasa empati

3.Diri (Self)
Self merupakan kepribadian yang sesungguhnya. Penjelasannya ada 5 poin,, ini dia :
a.Self terbentuk dari medan fenomena yang berbeda-beda.
b.Self juga terbentuk dari hubungan kedekatan dengan pribadi lain.
c.Self bersifat meningkat dan konsisten
d.Self akan merasa terancam jika ada ketidaksesuaian lingkungan.
e.Self dapat berubah sesuai dengan proses belajar

Perkembangan Kepribadian

Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organisme semakin kompleks, ekspansi otonom, social, dan secara keseluruhan semakin aktualisasi-diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomena  dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, emnyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkalaku yang disadari agar tetap kongruen dengan struktur self.
PRIBADI YANG UTUH
Berfungsi utuh adalah istilah yang dipakai Rogers untuk menggambrakan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi petensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri an seluruh tentang pengalamannya.
Rogers memerinci 5 ciri kepribadian orang yang berfungsi sepenuhnya.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan pada pengalaman
yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negative
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.[9]
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain.Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima.Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

PERKEMBANGAN PSIKOPATOLOGI
Menurut Rogers, orang maladjustment sepertinya tidak sadar dengan perasaan yang mereka ekspresikan (yang ditangkap secara jelas oleh orang luar). Mereka juga tidak sadar dengan pernyataan yang bertentangan dengan self-nya dan menolak ekspresi yang dapat mengungkap hal itu.
Tak Saling Suai (Inhcongruence)
Orang yang secara psikologik sangat sehatpun secara berkala tetap dihadapkan dengan pengalaman yang mengancam konsep dirinya yang memaksanya untuk mendistorsi atau mengingkari pengalamannya. Ketika pengalaman sangat tidak konsisten dengan stuktur self atau pengalamn inkongruen sering timbul, tingkat kecemasan yang terjadi dapat merusak rutuinitas dan orang manjadi neurotic.
Kecemasan dan Ancaman
Rogers mendefinisi kecemasan sebagai “keadaan ketidaknyamanan ayau ketegangan yang sebabnya tidak diketehui”. Ketika orang semakin tidak menyadari ketidakkongruenan antara pengalaman dengan perspesi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman terhadap konsep diri konguren, dan terjadi pergeseran konsep diri kongruen.
Tingkah Laku Bertahan
Rogers hanya mengklasisikasikan dua tingkah laku bertahan, yakni distorsi dan denial (distortion and denial). Termasuk dalam distorsi adalah kompulsif, kompensasi, rasionalisasi, fantasi, projeksi.
1.                   Distorsi: pengalaman diinterpretasi secara salah dalam rangka menyesuaikannnya dengan aspek yang ada dalam konsep self. Oranf mempersepsi pengalaman secara sadar tapi gagal menangkap (tidak menginterpretasi) makna pengalaman seperti yang sebenarnya. Dapat menimbulkan bermacam defense dan tingkah laku salah suai.
2.                   Denial: orang menolak menyadari suatu pengalaman, atau paling tidak mengahalngi beberapa bagian dari pengalaman untuk disimbolisasi. Pengingkaran itu dilakukan terhadap pengalaman yang tidak kongruen dengan konsep diri, sehingga orang terbebas dari ancaman ketidak-kongruenan diri

PSIKOTERAPI
Rogers menamakan teknik terapinya: Terapi berpusat pada klien. Terapi ini dkemukakan dalam paparan yang sederhana, namun dalam praktek sulit diaplikasikan. Secara singkat, pendekatan berpusat pada klien berpendapat, agar orang yang rentan dan cemas dapat mengembangkan jiwanya, mereka harus mengadakan kontek dengan terapis yang kongruen,dan dapat menciptakan suasana penerimaan tanpa syarat dan empati yang akurat. Namun disinilah letak kesulitannya, konselor yang kongruen, menerima positif tanpa syarat, dan pemahaman empatih tidak mudah ditemukan.
Konseling berpusat klien dapat dideskripsikan dalam bentuk jika-makna:Jika kondisi terapis kongruen, menerima tanpa syarat – dan empatis dapat diciptakan, maka proses terapi akan berjalan lancar. Jika proses terapi berjalan, maka dapat diharapkan hasilnya dapat mengembangkan klienke arah yang dikehendaki.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar